Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Agribisnis UPN Veteran Yogyakarta dalam Penelitian Harga Bawang Merah
Yogyakarta (UPN Veteran Yogyakarta) – Dosen UPN Veteran Yogyakarta telah melakukan penelitian dengan topik “Integrasi Pasar dan Strategi Stabilisasi Harga Bawang Merah di Daerah Istimewa Yogyakarta” pada April – September 2024 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tim peneliti ini terdiri dari dosen dan mahasiswa. Dosen yang turut ikut serta pada penelitian ini adalah Aura Dhamira, S.P., M.Sc. (Agribisnis), Herdiana Anggrasari, S.P., M.Sc. (Agribisnis), dan Handani Maheresmi, S.E., M.Sc. (Akuntansi), sedangkan mahasiswa terdiri dari Arfin Setyaningsih (Agribisnis), Steven Colbert L. (Agribisnis), dan Raihan Khalifah Rahman (Agribisnis).
Bawang merah dipilih menjadi komoditas yang diteliti karena memiliki potensi besar, baik dalam kegiatan usahatani maupun luar usahatani. Peningkatan permintaan dan konsumsi bawang merah dari tahun ke tahun diikuti dengan fluktuasi produksi akibat sifat musiman tanaman bawang merah menyebabkan harga komoditas ini mengalami fluktuasi. Perubahan harga bawang merah yang tidak menentu akan berpengaruh pada banyak pihak, diantaranya petani/produsen, pedagang bawang merah, konsumen rumah tangga, serta para pelaku usaha pengolahan komoditas ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana integrasi pasar serta transmisi harga bawang merah di Provinsi DIY, juga untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam meningkatkan efisiensi pasar dan stabilitas harga bawang merah.
Konsep penelitian didesain dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder berupa harga bawang merah pada tingkat konsumen di DIY selama 2019-2023 dan data primer berupa hasil wawancara dengan petani bawang merah, pedagang bawang merah, konsumen bawang merah, dinas terkait (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Bappeda DIY, dan Disperindag DIY), dan penyuluh pertanian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat 3 temuan yang diperoleh. Temuan 1: tren harga bawang merah di 5 pasar di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta cenderung menurun. Temuan 2: terdapat integrasi pasar satu arah antara Pasar Beringharjo terhadap Pasar Sleman dan Bantul; serta antara Pasar Wates terhadap Pasar Sleman, Bantul, dan Argosari. Hasil lainnya menunjukkan adanya integrasi dua arah antara Pasar Beringharjo dan Argosari. Sedangkan pada Pasar Beringharjo dan Wates tidak terdapat integrasi pasar. Temuan 3: strategi stabilisasi harga bawang merah terbaik adalah dengan cara menjalin kemitraan dengan industri pengolahan makanan, pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran dan penjualan, melakukan ekspor produk olahan bawang merah ketika panen raya dan penerapan teknologi tepat guna pada budidaya bawang merah di DIY.
Dengan temuan-temuan tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pemerintah dan pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan stabilisasi harga dan peningkatan produksi pangan sebagai upaya untuk menstabilkan harga bawang merah.
[HA]